UTS dan UAS sebagai Tolok Ukur Pemahaman Murid
Tangguh, siswa kelas 12 IPS berkata pada Miss Maya selaku wali kelasnya,” Ka, soal-soal UASNya jangan susah-susah ya.” ujar Tangguh penuh harap. “Ya, kamu harus belajar sesuai batasan materi yang diberikan guru bidang studynya saja..”jawab Miss Maya tegas.
Kira-kira seperti itu kalimat yang sering terlontar oleh siswa kepada guru saat menjelang ujian UTS atau UAS. Di Homeschooling Kak Seto (HSKS) Jatibening, UAS semester ganjil Tahun Ajaran 2013-2014 telah dilaksanakan pada tanggal 9-13 Desember 2013 untuk tingkat SD, SMP, dan SMA. Sama halnya dengan sekolah pada umumnya, di HSKS Jatibening tiap peserta didik harus menjalani UTS dan UAS sebagai tolok ukur pemahaman si anak dalam mengikuti mata pelajaran di tiap bidang study.
Menurut Usma Rinawati, S.Si selaku Kepala Sekolah, tujuan diadakannya UTS dan UAS di HSKS Jatibening adalah untuk mengetahui kemampuan anak dalam memahami pelajaran dan mengetahui efektivitasnya seorang guru dalam penyampaian materi pelajaran, apakah anak didik sudah memahami pelajaran tersebut atau belum.
“Sedangkan untuk batasan materi pelajarannya, karena Tahun Ajaran 2013-2014 ini materi pelajarannya adalah tematik yang disusun oleh tim guru sehingga batasannya itu sesuai dengan standar pelajaran yang sudah dibuat atau ditentukan oleh guru bidang study masing-masing,” jelas Miss Rina.
REVIEW dan REMEDIAL
Setelah minggu ujian selesai, maka satu minggu berikut adalah waktunya review dan remedial bagi siswa-siswi yang memperoleh nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masih kurang. Review itu sendiri merupakan pembelajaran ulang bagi anak didik untuk membahas soal-soal ujian (UTS atau UAS) yang sudah dilaksanakan di minggu sebelumnya.
“Pada saat review, guru mengajak siswa untuk melihat kembali soal-soal ujian kemarin yang sudah mereka kerjakan. Dibaca lagi, dipahami, dibahas kembali dan membimbing siswa untuk memahami ulang soal-soal tersebut. Sehingga mereka akan tahu, mana yang masih salah dikerjakan dan mana soal-soal yang sudah benar dikerjakan,” lanjut Rina.
Setelah selesai review, barulah dilakukan remedial sesuai mata pelajaran yang sebelumnya direview bersama guru. Dari sini diketahui apakah perkembangan si anak dalam mengerajakan soal-soal tersebut sudah meningkat atau belum.
TUGAS TAMBAHAN
Bagaimana setelah remedial ternyata nilai yang diharapkan belum terpenuhi? Rina mengatakan bahwa kesempatan mengulang/remedial mata pelajaran yang sama akan diberikan 2 kali saja. Jika ternyata nilai belum mencukupi juga, barulah guru yang bersangkutan memberikan tugas kepada anak didik untuk bisa menambah nilai mereka. Tugas itu bisa berbentuk soal-soal, makalah, karya tulis, yang pasti tugas-tugas itu sesuai dengan materi yang diujiankan. Dan, cara ini pun jarang terjadi karena saat remedial pertama pun anak-anak didik sudah cukup memahami kekurangan mereka sehingga nilai terpenuhi.
“Satu hal yang harus digaris bawahi, bahwa remedial bukan hal untuk mansbihkan seseorang bahwa ia tidak mampu, tetapi remedial hanya suatu bentuk pembelajaran biasa untuk mendapat peningkatan bagi si anak,” tukasnya.