Mampu Menggambar 3 Dimensi Saat Balita
Aku ingin jadi seorang Desainer!!…
Itulah Cara Carnyoto, sosok gadis tanggung yang sangat suka menggambar. Sejak Februari 2010 ini Cara mulai bergabung di kelas Melukis di Rumah Belajar Persada. Menurut sang Mama, Horina, bakat seni Cara mulai tampak ketika Cara berusia balita, saat mereka masih tinggal di New Zealand. Cara kecil senang mencoret-coret buku dengan tangan kidalnya. Bahkan, di sekolah sering mendapat teguran dari guru karena tiap jam kelas dimulai, Cara langsung asyik dengan aktivitas coret-coret bukunya.
Horina mengatakan, sewaktu Cara berusia 4 tahun, ia dan keluarga memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Pada suatu saat, Horina merasa cukup terkejut karena salah seorang adiknya yang berprofesi sebagai fotografer mengatakan bahwa lukisan yang dibuat Cara adalah lukisan 3 dimensi. Bahkan orang dewasa pun belum tentu bisa melakukan.
“Mulai dari situ, saya disarankan untuk mengarahkan lebih lanjut tentang bakat seni yang dimiliki Cara. Apa yang dimiliki Cara harus terus dilatih dan digali lebih dalam talentanya karena ini merupakan bakat alami yang anak saya punya. Sangat disayangkan jika jiwa seninya mati begitu saja,” tutur Horina.
Rindu Melukis
Menyinggung soal bakat melukisnya, Horina mengakui bahwa putri kesayangannya itu sudah jatuh cinta dengan kelas Melukis di Rumah Belajar Persada. Padahal, sebelumnya Cara sempat masuk di salah satu sanggar lukis terkenal di Jakarta tapi Cara merasa kurang cocok. Oleh karenanya, baru 4 (empat) kali pertemuan langsung berhenti.
Melalui melukis, Horina mengatakan bahwa jiwa seni putrinya lebih bebas berekspresi. Torehan-torehan kuas di kanvas membuat Cara leluasa melampiaskan isi hatinya.
“Saya sangat senang dengan kemampuan dan bakat Cara. Bahkan saya senang karena pak Alianto mengerti keinginan putrinya dan membiarkan Cara bereksplorasi di lukisannya,” ujar Horina.
Cara selalu antusias untuk kembali melukis. Rasa rindunya beraktivitas dengan teman-teman di kelas Melukis Rumah Belajar Persada, membuat Cara tetap bersemangat dan ceria menjalankan hari-harinya. Kini gadis kelahiran Jakarta, 19 Juni 1995 ini terdaftar sebagai salah satu murid Distance Learning di Homeschooling Kak Seto.
Menjadi Anak yang Mandiri
Horina bersyukur, perkembangan Cara sudah jauh lebih maju terutama dalam belajar. Melalui program homeschooling, karakter Cara mulai terbangun. Cara menjadi lebih tenang dan tidak sering marah-marah seperti dulu lagi ketika masih duduk di bangku kelas sekolah formal.
“Saya tahu perasaan anak saya, bahwa ia mau diterima oleh teman-temannya dengan apa adanya dirinya. Makanya saya sangat senang perubahan yang terjadi setelah Cara masuk homeschooling,” kata Horina dengan bangga.
Lebih lanjut dikatakan, pada dasarnya Cara anak yang manis, baik, senang bergaul dan polos. Sebagai orangtua, Horina selalu mengajarkan Cara bahwa di dunia ini tidak semuanya semulus yang dibayangkan. Horina menanamkan pada putrinya untuk sering menolong orang siapapun dia dan dari mana pun asalnya. Horina terus memotivasi Cara bahwa sebagai manusia harus punya mimpi dan kita harus bisa meraihnya.
“Saya memang agak tegas pada anak-anak, baik Cara atau pun adiknya, Nikko. Saya perlakukan Cara seperti anak-anak biasa lainnya. Karena orangtua tidak selamanya selalu bisa mendampingi dan saya tidak tahu kapan Tuhan akan panggil saya, yang terpenting Cara harus mandiri. Saya tidak terlalu memanjakan Cara, dan saya selalu berdoa pada Tuhan untuk menjadikan anak-anak saya sosok yang mandiri,” harap Horinda