Si Periang yang Pandai Bercerita
Sebagai orangtua, apa yang Anda rasakan saat melihat buah hati memiliki kemampuan yang tidak terbayangkan sebelumnya? Atau mungkin, ada perubahan yang cukup fantastis dalam perkembangannya. Wah, pastinya Anda sangat bangga dan berharap yang terbaik untuk masa depan si kecil. Itulah pengalaman yang dirasakan oleh Lin Astini, Ibunda dari Naftali Al Shad (6 th).
Tahun ini Naftali akan memasuki dunia baru sebagai pelajar, yaitu dunia Sekolah Dasar. Lin, begitu sang bunda biasa disapa, mengaku bahwa waktu sepertinya cepat sekali berlalu. Masih segar dalam ingatan bayi mungil Naftali yang baru dilahirkan enam tahun lalu, bayi merah yang belum bisa apaapa, hanya tangisan yang dapat dilontarkan dari mulutnya. Kini, semuanya berbeda. Naftali kecil telah tumbuh menjadi sosok anak yang begitu aktif, kritis, bertanya tentang banyak hal, dan anak yang periang.
Saat ini Naftali terdaftar di kelas TK B, sekolah Kepompong di wilayah Jakarta Selatan. Di usianya yang masih belia, Naftali sudah gemar membaca dan bermain lego. Hobi Naftali membaca, tercetus dari kebiasaan sang bunda membacakan cerita sebelum tidur. Akhirnya membuat Naftali menjadi akrab dengan buku-buku dan meningkatkan kemampuannya untuk membaca. Bukan hanya itu, di luar aktivitas sekolahnya, Naftali bersama bunda menyempatkan diri untuk bermain serta mendalami music di salah satu sekolah musik bergengsi di Jakarta. Kegiatan yang kompak dan menyenangkan, bukan?
Menurut sang bunda, Lin, jalinan kekompakan antara dirinya dengan Naftali adalah sebuah ikatan batin yang kuat dan posisinya tidak dapat tergantikan oleh siapapun. Hal tersebut sudah ia tanamkan sejak Naftali masih kecil. Lin tidak pernah memercayakan pengasuhan Naftali pada seorang babysitter atau siapapun, karena penantiannya untuk mendapatkan seorang anak merupakan sebuah pengalaman yang tidak dapat dilupakan. “Apapun aku lakukan berdua anak. Sisi positifnya sangat banyak untuk Naftali, ia bisa melihat contoh perilaku orangtuanya sendiri. Jadi bukan hanya larangan melalui kata- kata saja, kita sebagai orangtua juga juga harus memperlihatkan prakteknya di depan anak,” terang Alin.
Senang Melukis
Naftali sudah satu tahun ini terdaftar menjadi salah satu murid bimbingan belajar bahasa Inggris dan juga kelas melukis di Rumah Belajar. Alin bisa melihat perubahan yang signifikan atas keberadaan Rumah Belajar untuk putera semata wayangnya itu. Naftali yang sangat aktif, Naftali yang lincah, saat ini Alin mengaku bahwa Naftali sudah lebih bisa berdiam diri lama dari biasanya. Tapi, kebiasaan Naftali yang senang berbicara dan bercerita ini ini tidak dapat dikurangi atau dihilangkan. Sepertinya memang Naftali adalah sosok anak yang kritis, pintar dan ingin tahu tentang segala hal.
Bagi Alin, saat ini dirinya yang harus pandai menjawab dan mengarahkan anak atas pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan. Bahkan bunda Alin pun menjadi seorang pendengar yang baik bagi Naftali. “Ketika Naftali berbicara atau bercerita, aku selalu mendengarkan dan menyimak setiap kata-katanya. Menurutku, anak akan merasa lebih dihargai saat melihat orangtuanya begitu perhatian mendengarkan dia,” ujar Alin.
Untuk kegiatan melukis di Rumah Belajar, Alin mengaku perkembangan emosi, disiplin, dan rasa tanggung jawab pada Naftali berubah semakin baik. Alin percaya, pak Alianto sebagai pengajar memiliki pengetahuan bagaimana menghadapi dan menangani anak-anak. Bahkan, Alin sempat berpikir bahwa anaknya tidak bisa melukis sama sekali tapi ternyata setelah mengikuti kelas melukis sekian lama, akhirnya ada hasil yang menakjubkan dari Naftali. “Untuk masa depan Naftali, kami sebagai orangtua hanya memberikan bekal nilai-nilai moral dan akhlak bagi anak. Selain penerapan disiplin serta tanggung jawab atas segala tingkah lakunya, agar ia kelak bisa menjadi kebanggaan kami,” harap Alin.