Guru-guru Berlatih Menari: Biarpun Masih Kaku..Tetap PeDe
“Satu..dua..tiga..empat.. Tangan kanan terlebih dahulu ya,,Yuk diulangi lagi,, Satu..dua..tiga..empat. Hayoo, yang lemas ya gerakan putaran telapak tangannya..”
Itulah salah satu urutan perintah dari ibu Eni saat melatih para kakak guru perempuan berlatih gerakan tari di selasar lantai 2, gedung Rumah Belajar Persada. Suara ibu Eni terdengar lantang, meskipun demikian beliau cukup sabar menghadapi kakak-kakak guru yang notabenenya tidak punya pengalaman menari sebelumnya.
Latihan ini sebagai persiapan tim guru menjelang acara Pentas Seni Akhir Tahun Ajaran 2013-2014. Walau durasi latihan hanya 1 jam saja, terlihat keseriusan dari tiap-tiap kakak guru mengikuti arahan dari sang pelatih. Begitu pula dengan ibu Eni, melatih dengan penuh koreksi, sabar, perhatian, dan tanpa segan menegur kakak guru jika ada gerakan yang kurang tepat.
“Ayo, coba sekarang dilatih sendiri dengan hitungan sendiri, seperti yang tadi saya contohkan,” ujar ibu Eni pada kelompok guru di tarian Persembahan.
Tidak jarang ada gelak tawa di tengah-tengah latihan karena gerakan yang salah, misalnya keserimpet kaki (kaki sendiri terinjak), selendang yang tersangkut di jari-jemari…. “Aduh, keriting nih jari-jari aku,” canda kak Etty. Gerrrrrrr…spontan teman-teman pun tertawa.
O iya, para kakak guru laki-laki juga berlatih tari lho.. Di waktu yang sama, sesekali bu Eni beralih ke kelompok kakak-kakak laki-laki untuk mengontrol gerakan tari mereka. Gerakan-gerakan kaki ala punggawa kerajaan diperlihatkan kakak-kakak guru, dan ada juga lenggak-lenggok gemulai dari kak Syamsi.
Bravo kakak-kakak guru HSKS Jatibening… Pantang menyerah, dan terus semangat ya!