Dinamika Penuh Warna ‘Workshop’ Guru Penutup Semester Ganjil (2)
Selepas ujian tulis maupun lisan, Workshop Penutup Semester Ganjil (WPSG) Tahun Ajaran 2016/2017 Tim Guru PKBM ‘Tamansari Persada’, Jatibening Baru, Bekasi; pun berlanjut dengan berbagai permainan kelompok yang seru dan menyenangkan dengan tetap memasukkan muatan edukasi di dalamnya. Kali ini (10/12) Wina Yunitasari, SPd., menyajikan improvisasi permainan Menyusun Puzzle, Benteng Takeshi, Tebak Judul Lagu, dan Melanjut Lirik Lagu bagi guru-guru asuhannya yang berkiprah di Homeschooling Persada.
Pertama-tama dilakukan pembentukan kelompok yang dikemas dalam permainan Sounds of Transportation dimana setiap guru harus bersiap-siap membentuk formasi menyerupai kendaraan yang disebutkan dengan teman-teman di sekelilingnya ketika mendengar aba-aba : ‘Becak!’, ‘Motor!’, ‘Bus!”, atau jenis-jenis kendaraan lainnya. Bisa dibayangkan keriuhan yang terjadi setiap kali formasi berganti dengan cepat.
‘Menyusun Puzzle’ diperlombakan antar dua kelompok dengan aturan ‘ambil satu keping puzzle dan susun secara bergantian oleh setiap anggota kelompok’. Kesigapan dan kekompakan tim diperlukan untuk menjadi pemenang dalam permainan ini. Setelah tersusun kepingan-kepingan puzzle dari kedua kelompok, terbacalah kalimat-kalimat “99% kegagalan akan menimpa orang-orang yang memiliki kebiasaan-kebiasaan membuat-buat alasan” dan “ Tidak ada harga atas waktu tetapi .waktu sangat berharga. Memiliki waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakan waktu dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan”.
Usai menyusun puzzle, para gurupun diberi waktu istirahat sejenak sambil menikmati aneka camilan lezat yang telah disediakan. Selanjutnya Wina mengarahkan mereka untuk menyiapkan peralatan bermain Benteng Takeshi yang digelar setelah jeda istirahat-sholat-makan.
Wina menyampaikan peraturan permainan Benteng Takeshi yang harus ditaati semua peserta. Adapun cara bermainnya adalah setiap peserta harus mengambil satu balok dan menyusun di tempat yang sudah disediakan. Saat memindahkan balok itu peserta harus melewati rintangan-rintangan dengan berlari, berjalan perlahan, dan merayap melewati rute yang berliku.
Permainan menguji stamina ini ternyata sangat dinikmati oleh semua peserta. Mereka dengan penuh semangat berlari, berjalan pelan, tiarap, dan melewati benteng-benteng serta rintangan-rintangan yang menghadang perjalanan. Napas yang terengah-engah dan keringat yang bercucuran tak mengahalangi mereka untuk bermain dan memberikan dukungan bagi kelompok masing-masing.
“Banyak hikmah yang dapat diambil gari permainan “Benteng Takeshi”, ujar Wina. Ketika mengambil balok satu persatu dan menyusunnya memiliki makna bahwa jika kita ingin membuat sebuah bangunan atau jika kita mempunyai suatu tujuan pasti semua membutuhkan proses dan tidak ada yang instant. Butuh kerjasama dan ketelatenan yang ulet saat menjalankan proses tersebut karena ada saatnya kita harus melewati hambatan-hambatan dan ujian yang menghadang rencana kita. Posisi yang sewaktu-waktu bisa berubah, ada kalanya kita berada di atas lalu berubah menjadi di bawah, begitupun jalan yang harus dilalui bisa melebar atau menyempit dengan berbagai kondisi seiring perputaran waktu merupakan sebuah tantangan tersendiri.
“Itulah kehidupan yang harus dijalani dengan proses yang benar agar mendapatkan hasil yang berkualitas,” Papar Wina.
Setelah selesai bermain Benteng Takeshi keseruan berlanjut dengan Tebak Judul Lagu dan Melanjut Lirik Lagu yang dimainkan oleh 4 kelompok yang beranggotan 3-4 orang guru. Setiap kelompok harus adu cepat untuk menebak judul lagu, termasuk dengan bantuan gambar-gambar yang ditayangkan. Permainan ini sekaligus menjadi puncak rangkaian acara WPSG yang ditutup dengan pengumuman para pemenang permainan dan pesan Wina selaku Ketua PKBM kepada para guru.
Wina menekankan bahwa semua guru harus meningkatkan semangat untuk menimba ilmu melalui workshop yang sudah difasilitasi oleh Yayasan. Kegiatan workshop wajib diikuti oleh semua guru karena Rumah Belajar Persada (RBP) adalah rumah untuk belajar jadi semua civitas RBP harus memiliki semangat untuk belajar, belajar, dan belajar.
Kontribusi : Nuri Widdhi Harsanti / Guru Homeschooling Persada