Seminar Mengoptimalkan Ice Breaking dalam Proses Belajar Mengajar
Teknik Pemanfaatan Ice Breaking, Fun Story dan Musik untuk Efektivitas Pembelajaran
Ice breaking secara harfiah berarti pemecah es, secara maknawi berarti permainan yang digunakan untuk memecah kebekuan dalam berbagai aktivitas, terutama pembelajaran atau training. Tujuan yang hendak dicapai adalah terciptanya suasana yang akrab, cair dan menyenangkan sehingga terjadi proses keterlibatan (interaksi) multi arah dalam pembelajaran, yaitu interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa atau siswa dengan sumber belajar.
Dalam seminar yang diadakan pada Sabtu/ 15 Oktober 2011 di Rumah Belajar Persada, Setiyo Iswoyo, seorang Trainer Multiple Intelligences di Lembaga Training dan Konsultan Pendidikan berbasis Multiple Intelligences ‘Lazuardi Next’ Jakarta dan ‘Next Worldview’ Surabaya, mengatakan Ice breaking adalah ‘benang biru’ atau penghubung antara kesiapan psikologis/fisik siswa dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Dengan demikian, ice breaking harus disampaikan dengan proporsional dan sebaiknya tidak terlalu lama.
Dalam ice breaking ada metode fun story (humor) dan bermain musik. Seorang pendidik yang mampu menggunakan humor secara proporsional dalam pembelajaran, biasanya lebih diterima (disukai) oleh muridnya. Hal ini disebabkan, guru yang humoris biasanya tampil dengan ceria, penuh senyum dan antusias. Sehingga mampu membangun hubungan yang cair dan hangat serta memotivasi.
Sedangkan musik, menurut Iswoyo khusus untuk sesi yang bertujuan menyampaikan informasi atau materi kepada para siswa, musik yang digunakan adalah jenis musik tanpa syair. Karena syair yang ada akan berbaur dengan informasi yang ingin kita sampaikan pada para siswa, sehingga dapat mengganggu proses penyimpanan informasi dalam otak. Demikian pula, tidak disarankan juga menggunakan instrumen dari lagu bersyair yang sudah populer di kalangan siswa, karena ini juga berpotensi melemahkan fokus.