Wina Yunitasari, SPd.
Wina Yunitasari, SPd., telah memiliki ketertarikan khusus pada dunia pendidikan sejak usia dini,”Orang tua saya sering bercerita bahwa sejak balita, bila ada yang menanyakan tentang cita-cita, maka saya pasti selalu menjawab ingin menjadi guru.” Paparnya.
Pendidik di RBP Memiliki Kesamaan Misi Edukatif dan Selalu Inovatif
Sebuah cita-cita yang bisa jadi terwariskan oleh interaksinya dengan para kakek. Kakek dari pihak keluarga ayah Wina adalah seorang kepala sekolah, sementara kakek dari pihak ibu berkiprah sebagai penilik sekolah,”Keduanya bekerja sampai mencapai masa pensiun pada usia 65 tahun.” Tutur Wina,”Pengalaman mereka memberikan pemahaman pada saya betapa mulianya profesi seorang guru yang senantiasa menjaga proses belajar sepanjang hayat, terus berbagi ilmu, dan aktifitas itu membuat kita selalu terlihat muda.”
Alasan lain yang melatari pilihannya menjadi guru adalah kesulitan klasik berjibaku dengan pelajaran matematika yang membangkitkan harapannya untuk suatu saat menemukan sebuah metoda agar anak-anak bisa belajar matematika dengan cara yang menyenangkan. Kekaguman pada sosok guru SD-nya menjadi pendorong tambahan bagi Wina untuk memilih jalur pendidikan sebagai jalan hidupnya,”Dua guru SD saya, Ibu Winarsih dan Ibu Windar, sangat lembut, ceria, serta asyik cara mengajarnya.”
Debut mengajar Wina dilakukannya saat dia masih duduk di kelas satu semester dua Sekolah Pendidikan Guru (SPG), waktu itu dia mendapat tugas mengajar para anggota Pramuka. Secara profesional, Wina mulai mengajar sejak tahun 1991,”Mula-mula mengajar di Taman Kanak-kanak lalu berlanjut ke Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD, SMP, dan sekarang di jenjang SMA.”
Saat menjadi guru itulah, tepatnya sekitar tahun 2003; Wina bertemu dengan founder Rumah Belajar Persada (RBP), Revita Tantri, yang merupakan orang tua salah seorang muridnya. Perkenalan yang berjalan kian intens itu akhirnya berbuah pada ajakan Revita untuk bergabung di RBP pada tahun 2011.
“Saya tergerak dengan cita-cita founder RBP untuk membuat sebuah wadah pendidikan non formal karena hal itu menjadi jawaban atas keprihatinan saya melihat begitu banyak siswa yang membutuhkan bimbingan dengan pendekatan lebih personal dan variatif yang belum ditangani secara optimal.”Ujar Wina yang juga memiliki harapan untuk dapat berbagi pengalaman mengajarnya dengan para guru dari generasi yang lebih muda darinya itu.
“Saya ingin mereka memahami bagaimana dunia pendidikan itu sebenarnya, bukan sebatas guru atau tutor yang bertugas mentransfer ilmu pengetahuan semata.”Papar Wina,”Pendidik juga seharusnya memiliki kemampuan memahami dunia anak dan menguasai teknik penyampaian materi yang inovatif.”
RBP di mata Wina yang kini menjabat Ketua Yayasan Pendidikan ‘Rumah Belajar Tamansari Persada’ dan Ketua PKBM ‘Tamansari Persada’, memberikan banyak sekali kesempatan belajar sekaligus meningkatkan kualitas profesional para gurunya melalui penyelenggaraan berbagai seminar dan workshop.
Pendekatan yang digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di institusi pendidikan binaannya ini, menurut Wina, senantiasa berkembang sesuai tuntutan jaman didasarkan pada berbagai pengalaman mendidik selama bertahun-tahun,”Setiap individu yang berkarya sebagai pendidik di sini memiliki kesamaan misi edukatif, punya semangat belajar yang tinggi, terus menerus berusaha menggali metode yang benar dalam menjalankan lembaga pendidikan sesuai kaidah-kaidah inti Ilmu Pendidikan dan dalam koridor aturan pemerintah yang berlaku.” Kata Wina seraya menjelaskan bahwa banyak lulusan RBP yang telah berhasil melanjutkan pendidikannya ke berbagai perguruan tinggi di dalam maupun di luar negeri.