Kharisma Safitri Siregar, M.Sc.
Tugas utamanya adalah mengetahui perkembangan seluruh siswa/i SD baik secara akademik maupun perkembangan emosional, dengan cara melakukan koordinasi melalui wali kelas masing-masing kelas.
blockquote>Mengetahui perkembangan seluruh siswa/i SD baik secara akademik maupun perkembangan emosional
Area play ground menjadi salah satu tanggung jawab dari Koordinator Tingkat SD. Area tersebut bertujuan sebagai sarana siswa/i memanfaatkan dan mengisi waktu luang di luar jam belajar di kelas dengan bermain di dalam lingkungan sekolah. Selain itu merangsang motorik kasar siswa/i, serta mengajak mereka untuk berpikir, menganalisa, dengan permainan yang disuguhkan. Aneka permainan yang tersedia antara lain, puzzle, balok, congklak, scrabble, ular tangga, dan lain-lain.
Koordinasi dengan Wali Kelas SD
Terdapat jadwal khusus untuk pertemuan dengan para wali kelas tingkat SD di tiap minggunya, di mana masing-masing wali kelas melaporkan pertanggung jawaban, atau pun permasalahan yang terjadi secara tertulis kepada Koordinator Tingkat SD. Isi materi laporan mencakup 2 sisi yaitu akademik dan perkembangan emosional siswa per individu. Jika ditemukan permasalahan selama proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) maka akan dicarikan solusi yang efektif, kalau pun tidak maka laporan yang ada akan dijadikan pengayaan bagi bagian Pendidikan selanjutnya.
Berkaitan dengan siswa/i Distance Learning dan Bimbel, koordinasi yang dilakukan adalah langsung dengan para orangtua/wali siswa untuk menyampaikan informasi-informasi terbaru terkait kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Guru Sebagai Fasilitator
Tema Kelautan yang diusung di Tahun Ajaran 2014-2015 kali ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan peserta didik di HSKS Jatibening dalam mengeksplor materi yang berkaitan dengan mata pelajaran. Menurut Kharisma, selain pembelajaran di kelas tentang Kelautan, pengambilan lokasi outing pun masih berkaitan dengan tema tahunan. Guru akan mengajak siswa/i untuk mengeksplor materi pembelajaran dengan metode inquiri yaitu mengetahui sendiri melalui proses mereka belajar yang tentunya di bawah bimbingan guru atau wali kelas masing-masing. Maka sesuai dengan kurikulum tahun 2013, guru hanya sebagai Fasilitator bagi siswa/i untuk berpikir sendiri sesuai dengan pengalaman belajar yang didapat. Melalui tema di tiap tahun ajaran, diharapkan memudahkan siswa/i untuk belajar lebih fokus, dan kaya akan pengetahuan.
Kharisma menambahkan bahwa hingga kini perkembangan positif dari penerapan tema tahunan kepada siswa/i SD HSKS Jatibening, cukup signifikan. Mengacu pada konsep filosofi HSKS, belajar bisa dilakukan di mana saja kapan saja dan dengan siapa saja, maka tidak hanya sekolah sebagai wadah terlaksananya proses belajar mengajar. Orangtua bisa menjadi pendamping siswa/i belajar di rumah, dengan catatan proses belajar haruslah menyenangkan.
“Intinya, kami membutuhkan kerjasama yang baik antara guru dan orangtua demi kelancaran belajar anak, dan supaya konsep yang kami adakan di sekolah dapat dikerjakan bersama-sama sehingga hasilnya bisa maksimal,” imbuh Kharisma.