Sungguh menyegarkan mata saat memandang deretan miniatur keranjang buah, panggangan barbeque, tart ulang tahun,sampai ke mobil-mobilan  yang dibuat dengan bahan dasar utama buah pepaya dan semangka oleh para homeschooler jenjang SD-SMA Homeschooling Persada pada momen selebrasi ulang tahun ke-9 Rumah Belajar Persada beberapa waktu (24/11) lalu. Namun ada yang jauh lebih mengesankan lagi, yaitu sebuah proses yang harus dijalani oleh siswa-siswa tersebut sebelum lomba dimulai.

Siswa yang ditunjuk sebagai perwakilan kelas dari semua jenjang diminta mengambil buah pepaya atau semangka yang akan dihias di Ruang Guru. Tentu saja tidak sembarang ambil karena ada rangkaian prosedur yang harus mereka jalani dari mulai mengetuk pintu, masuk ke dalam ruangan setelah dipersilahkan, mengucap salam, mengutarakan maksud kedatangan mereka untuk mengambil buah yang akan digunakan untuk lomba, mengucapkan terima kasih saat diberi, dan meninggalkan ruangan dengan tertib.

Rumah Belajar Persada; Homeschooling Persada

Budaya antri juga ditetapkan dalam momen pengambilan buah itu. Mereka yang datang terlebih dahulu, dipersilahkan masuk duluan juga. Tidak boleh berdesakan atau saling mendahului. Itu diberlakukan pada semua jenjang. Bagi yang mencoba menyerobot, guru yang bertugas akan menegur dengan lembut namun tegas meminta mereka keluar dan menunggu gilirannya tiba.

Pelajaran praktek sederhana tentang budi pekerti sehari-hari yang mulai banyak dilupakan dan menjadi benih bertumbuhnya budaya instan dimana semua orang cenderung malas berproses, lantas main potong kompas yang kerap kali mengabaikan norma-norma kebaikan dan kepantasan. Banyak orangtua yang tak mau repot mencerna permintaan anak-anak mereka atau malas meladeni rengekan/rajukan si Kecil, langsung saja main beli benda-benda yang diingini sang anak tanpa memikirkan manfaat atau madharatnya.

Saat kemalasan berlanjut sampai anak berusia remaja, maka terbentuklah calon generasi dewasa muda yang berupaya menggapai impian atau keinginan mereka dengan modus operandi meminta lalu, bila tak langsung terkabul, merengek. Tentu saja seiring bertumbuhnya usia, ‘meminta’ atau ‘merengek’ tak lagi manis dan menggemaskan. Bisa saja berkembang menjadi pemalakan atau pemerasan yang menyerempet ranah kriminal.

Mengetuk pintu dan meminta dengan sopan serta jelas adalah edukasi yang merangsang anak untuk menumbuhkan pemahaman dini tentang cara berproses yang baik, selain ada juga dorongan untuk meningkapan kecakapan literasi lewat orasi pendek saat mereka menyampaikan maksudnya pada guru yang bertugas. Sebuah pelajaran sederhana tentang berproses untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Rumah Belajar Persada; Homeschooling Persada

homeschooling | homeschooling | homeschooling | homeschooling | homeschooling | homeschooling | homeschooling | homeschooling | homeschooling | homeschooling | homeschooling | homeschooling | homeschooling | homeschooling | homeschooling | homeschooling | homeschooling bekasi | homeschooling Bekasi | homeschooling Bekasi | homeschooling bekasi| homeschooling bekasi | homeschooling bekasi | homeschooling Jakarta | homeschooling Jakarta | homeschooling Jakarta | homeschooling jakarta | homeschooling jakarta | homeschooling Jakarta | homeschooling Jakarta | homeschooling jakarta | homeschooling jakarta | homeschooling jakarta | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar | rumah belajar |rumah belajar jakarta | rumah belajar jakarta | rumah belajar jakarta | rumah belajar Jakarta | rumah belajar Jakarta | rumah belajar Jakarta | rumah belajar Jakarta