Seminar Hypnoteaching
Pentingnya Self Hypnosis dalam Memotivasi Diri dan Mengenal Ciri Motivasi Melalui Pikiran Bawah Sadar Siswa
Hypnosis dan Hypnotherapy beserta berbagai macam terapannya adalah sangat ilmiah, sebagai sebuah fenomena sederhana dari psikologi manusia. Di balik kesederhanaan dari Hypnosis & Hypnotherapy inilah, terkandung manfaat yang luar biasa bagi pemberdayaan manusia, terbukti seperti masalah Phobia, Trauma, dan Stress mampu dicarikan solusinya dengan menggunakan Hypnosis & Hypnotherapy.
Metode Hypnotherapy ternyata bermanfaat juga diterapkan bagi para pengajar untuk menanamkan rasa optimis pada murid-murid di sekolah. Seperti yang disampaikan oleh Ir. Nunny Budialenggana, CHt, seorang Hypnotherapis dari Transformind Institute, dalam seminarnya yang bertajuk Pentingnya Self Hypnosis dalam Memotivasi Diri dan Mengenal Ciri Motivasi Melalui Pikiran Bawah Sadar Siswa. Acara tersebut diselenggarakan pada 2 November 2010 di Rumah Belajar Persada sebagai penyelenggara Homeschooling Kak Seto (HSKS) Jatibening.
Dalam seminar tersebut, Nunny menjelaskan bahwa seiring munculnya motivasi dalam diri maka akan timbul rasa antusias. Antusias ini dapat diartikan, jika kita menyenangi pekerjaan maka dapat diibaratkan kita tidak sedang bekerja, karena menjalani pekerjaan tersebut dengan suasana hati yang menyenangkan, tulus dan semangat. Dampaknya adalah kita dapat menularkan semangat atau energi positif pada orang-orang sekitar dan hal ini bisa dimulai sejak pagi hari sebelum memulai aktivitas rutin.
Tularkan Energi Positif Pada Murid
Beberapa orang belum paham benar apa yang dimaksud dengan hypnosis. Di sini Nunny mengutarakan bahwa, hypnosis adalah sebuah ilmu komunikasi untuk memengaruhi orang lain secara positif. Memulai proses hypnosis ini, kita harus tahu benar bagaimana memasukkan informasi positif ke dalam sub conscious mind (pikiran bawah sadar), dalam hal ini pikiran bawah sadar anak.
Di antara conscious dan sub conscious mind terdapat critical area, yaitu penampungan data sementara di mana di tempat inilah data akan diproses berdasarkan analisa, logika, pertimbangan etika, dan lain-lain. Keaktifan critical area setiap orang berbeda-beda untuk setiap situasi dan kondisi, tergantung dari fokus, minat, dan emosi.
Perlu diingat bahwa karakteristik anak dalam penerimaan informasi yang diberikan tidak sama, karena karakter tersebut terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
- Anak visual, di mana yang tergolong dalam karakteristik ini merupakan anak yang mudah menerima rangsangan informasi melalui gambar-gambar yang kita berikan atau melalui media visual lainnya, seperti televisi, video, tulisan bergambar, dll.
- Anak auditori, di mana yang tergolong dalam karakteristik ini merupakan anak yang mudah menerima rangsangan informasi melalui suara-suara yang didengarnya. Kita dapat memberikan afeksi secara verbal pada anak tersebut, dan anak-anak ini biasanya cenderung lebih fleksibel untuk diberikan self motivation.
- Anak kinestetik, di mana yang tergolong dalam karakteristik ini merupakan anak yang mudah menerima rangsangan informasi melalui gerakan-gerakan yang kita contohkan. Anak-anak ini membutuhkan tidak hanya sekedar kata-kata melainkan gerakan/ body language dari kita agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Jika sudah memahami murid-murid sesuai dengan karakter mereka masing-masing, maka kita dapat menanamkan self motivation pada mereka. Pada seminar hypnotherapy kali ini, Nunny menerangkan bahwa isi dari self motivation antara lain berisi afeksi-afeksi yang mengandung makna:
1. Dilahirkan sebagai pemenang
2. Lebih baik = melakukan hal berbeda
3. Katakan bisa!
4. Pilih untuk bahagia!
5. Fokus pada impian
6. Lakukan sesuatu bukan menunggu!
7. Being committed
Nunny mengatakan bahwa para pengajar dapat memaksimalkan perannya dengan baik pada murid-murid dengan memilih kata-kata yang tepat dalam memotivasi mereka. Arahkan mereka pada situasi yang mendukung terciptanya suasana yang memungkinkan sub conscious mind anak dapat bekerja dengan baik saat self motivation itu disampaikan pada mereka.
Satu hal yang tidak kalah penting adalah, kita sebagai pengajar harus bisa memperlihatkan semangat positif tersebut melalui kata dan tindakan yang positif pula sehingga murid-murid termotivasi untuk lebih giat lagi dalam belajar. Karena kita tidak bisa menuntut orang di sekitar bahagia jika dari kita sendiri belum merasakan rasa kebahagiaan tersebut sejak awal.
“We cannot hold a torch to light another’s path without brightening our own”—- Ben Sweetland
Semangat Menular!