Menjaga Kerukunan dengan Berdoa
Buka Puasa Bersama
Berpuasa, selain menahan makan dan minum, kita harus menjaga perilaku serta perasaan dengan didasari doa yang tulus dari hati.
Pada acara buka puasa bersama di Rumah Belajar Persada, Jumat/27 Juli 2012, yang dihadiri oleh para siswa/i, guru-guru, orangtua, staf, serta para alumnus HSKS Jatibening, diberikan sedikit wejangan (tausiyah) oleh Faisal Amrin Bachtiar. Dalam tausiyahnya, kak Faisal mengatakan bahwa menjalin kebersamaan dan kerukunan di antara umat Islam dapat diibaratkan dalam proses pembuatan nasi.
“Berawal dari padi yang dipanen oleh petani, diolah menjadi gabah. Kemudian dijual ke agen, dan dipasarkan ke Jakarta atau kota besar lainnya. Dari agen, lalu ke warung-warung dan terakhir ke konsumen atau ibu kita sebagai si pembeli beras. Di sisi lain, ada ayah yang mencari nafkah sehingga ibu bisa membeli beras untuk makan satu keluarga. Sadarkah kita, satu peristiwa ini merupakan sebuah lingkaran keterkaitan di mana kita saling membutuhkan satu sama lainnya. Dan, inilah jalinan kerukunan karena ada kemudahan, ada kelancaran juga ada doa,” tutur kak Faisal.
Begitu pula dengan persatuan di sekolah, harus tetap dijaga. Menurut kak Faisal, kita bisa melihat lagi pada sebuah tembok di mana tembok terbentuk dari batu bata, pasir, semen, air, yang kemudian dibentuk menjadi kuat.
“Sama halnya dengan di sekolah, meskipun teman-teman berasal dari beraneka suku dan agama, tapi kita harus tetap kompak. Jangan lupa, dalam hati kita tetap berdoa karena melalui doa maka kita menjadi pribadi ideal yang selalu didoakan juga oleh orang lain,” kata kak Faisal menutup tausiyahnya.