Mengenal ‘Urban Farming’ dengan Belajar Berkebun
Lahan ijo royo-royo di sekitar pemukiman padat di kawasan kota nan sibuk sepertinya bukan sekedar impian yang numpang lewat saat tidur, hal itu bisa diwujudkan asal ada kemauan. Toh bahan-bahan mentahnya bisa diperoleh dengan mudah di sekitar kita dan prosedurnya relatif simpel. Keuntungannya selain memperoleh pemandangan yang bikin adem dan tambahan pasokan oksigen bersih dari hasil fotosintesis, juga berpotensi menjadi ‘gudang hidup’ bagi pasokan menu sehat dalam keseharian di meja makan.
Konsep urban farming inilah yang mendorong Tim Guru PKBM ‘Rumah Belajar Tamansari Persada’ (RBP) untuk memperkenalkan cara berkebun secara organik pada para homeschooler jenjang SMA Homeschooling Kak Seto (HSKS) Jatibening asuhan mereka dalam kesempatan outing beberapa waktu (29/10) lalu.
Kali ini sebuah percontohan Kebun Organik di kawasan Taman Persada Raya – Jatibening dimanfaatkan sebagai tempat tujuan outing. Mang Tata, yang bertanggungjawab untuk urusan budidaya tanaman dan pengelolaan kebun organik di sana, bertindak selaku pemandu serta instruktur mereka. Pertama-tama, para homeschooler diajarkan cara menyiapkan media tanam dengan mencampurkan tanah gembur-kompos-tanah kebun menjadi satu menggunakan sendok sekop Lalu Mang Tata juga mengajari mereka membuat pestisida organik cair berbahan dasar bawang putih-lengkuas yang dihaluskan dan air. Pestisida ini digunakan dengan cara menyemprotkannya ke permukaan daun tanaman dan berfungsi sebagai pencegah maupun pemberantas hama.
Selanjutnya para homeschooler menanam bibit sayuran menggunakan pot plastik hitam berukuran kecil yang telah diisi media tanam buatan mereka tadi. Ada tiga bibit sayuran yang harus dipindah-tanamkankan dari kotak pembibitan ke dalam pot, yaitu kenikir, cabe Papua, dan caisim. Usai disiram, mereka menempelkan label nama pada pot masing-masing yang nantinya akan dibawa ke Kampus RBP untuk dirawat hingga siap panen kelak. Mereka pun berkesempatan melihat-lihat aneka jenis benih sayuran yang dipanjang khusus di atas sebuah meja panjang.
Setelah jeda sejenak untuk mengudap makanan ringan dan minum es jeli segar yang dihidangkan oleh para guru, para homeschooler mengikuti Mang Tata ke area pembuatan pupuk kompos yang terletak di dekat kebun sayuran organik. Bahan dasar pupuk kompos di sini adalah berbagai jenis dedaunan kering dipotong kasar dengan mesin pencacah lalu disiram cairan biodeaktivator dan selanjutnya masuk ke oven khusus untuk mempercepat proses pelapukan hingga siap digunakan untuk menyuburkan tanaman.
Kegiatan berikutnya adalah berkeliling kebun organik untuk mengamati aneka jenis flora yang ditanam di sana sekaligus berdiskusi mengisi lembar kegiatan siswa yang nantinya akan menjadi bahan presentasi mereka. Outing Award menjadi penutup kegiatan outing edisi Belajar Berkebun Organik ini dan penghargaan khusus diberikan pada homeschooler yang memenuhi kriteria ‘Siswa Terkooperatif’ dan ‘Siswa Teraktif’. Selanjutnya mereka pun berbaris kembali, berjalan santai bersama-sama menuju Kampus RBP.
Segenap kerepotan yang dijalani para homeschooler sejak jauh-jauh hari itu diharapkan akan memberi pengalaman yang terekam oleh segenap panca indra mereka dan mengkristal sebagai bagian dari life skills yang kelak akan sangat berguna dalam membangun masa depan yang kokoh dalam keseimbangan antara kesejahteraan lahir dengan ketentraman batin.
Atau dalam jangka pendek sebagaimana dibeberkan oleh Wina,”Tujuan penyelenggaraan rutin MD setiap tahun adalah agar para siswa bisa belajar berwirausaha, bekerjasama, dan memahami ekonomi pasar sebagai bagian dari life skill Kewirausahaan selain itu mereka diharapkan akan lebih menghargai nilai berjuang untuk mendapatkan sesuatu dengan cara bekerja dan usaha lainnya.”
Tautan Link: Kompasiana Rumah Belajar Persada