Ketika sarapan bersama di meja makan, Kezia yang duduk di kelas 3 Sekolah dasar, merengek pada bundanya kalau pagi ini ia sedang sakit perut dan merajuk supaya tidak berangkat ke sekolah. Sang bunda, Lia, berusaha merayu putri semata wayangnya itu agar tetap berangkat sekolah karena waktu menunjukkan 30 menit lagi bel sekolah berbunyi. Tapi Kezia terus meminta bundanya untuk memberikan ijin hari ini. Lia hanya menggelengkan kepala dan menghela nafas panjang, akhirnya dengan berat hati ia pun mengiyakan keinginan Kezia.

Ternyata, kemarin pun Kezia mengeluhkan hal serupa tapi tidak sakit perut melainkan pusing. Padahal ketika berada di rumah, kondisi Kezia baik-baik saja dan bermain dengan si Kitty, kucing kesayangannya.Dan, minggu lalu sudah 3x Lia menyerahkan surat ijin ke Wali Kelas putrinya karena Kezia urung berangkat sekolah dengan alasan yang berbeda-beda.

Apakah yang terjadi dengan Kezia? Lia agak bingung. Karena belakangan ini putrinya sering berulah saat hendak berangkat ke sekolah.

ADA YANG DITAKUTI

Anda pernah mengalami hal serupa seperti Lia? Menjumpai beribu alasan dari buah hati agar ia dijinkan untuk tidak ke sekolah? Bisa jadi si anak menghindari sekolah karena memiliki fobia di sekolah. Fobia ini adalah suatu bentuk kecemasan yang tinggi terhadap sekolah yang biasanya disertai dengan berbagai keluhan yang muncul saat berangkat sekolah namun tidak dialami ketika hari minggu atau libur.

Sementara Michael Grose PhD, seorang parent educator dari Harvard University pun memaparkan bahwa fobia tersebut juga bisa disebabkan karena berbagai macam hal. “Bisa dikarenakan ia mengalami bullying oleh teman sekolah, bisa juga karena ia merasa bosan dengan aktivitasnya, ataupun justru merasa takut karena ada mata pelajaran yang tidak dikuasainya dengan baik. Misalnya ia tidak terlalu menguasai matematika, maka di hari ketika ada pelajaran tersebut ia akan cenderung menghindar,”  ujarnya.

Rasa bosan adalah hal yang manusiawi sepanjang masih dalam porsi yang wajar. Demikian pula dengan anak yang pada saat-saat tertentu dalam menjalani rutinitasnya bersekolah akan merasa bosan. Terutama bagi mereka yang kurang mendapatkan pengalaman yang menarik dan menyenangkan di sekolah sehingga kebosanan lebih cepat dirasakan, seperti yang dipaparkan oleh Grose.

Lingkungan sekolah yang tidak menyenangkan bagi anak juga bisa membuat anak cenderung menjadi bosan. “Tapi sebaiknya orangtua perlu melakukan pengamatan lebih lanjut, apakah kondisi lingkungan sekolah yang memang kurang kondusif baginya, atau karena si anak itu sendiri yang memang sulit beradaptasi dan bersosialisasi dengan baik sehingga ia merasa tidak nyaman berada di sekolah,” tambah Grose lagi.

Kendati berbagai alasan terlontar, sudah merupakan kewajiban orangtua untuk tetap mendorong anaknya supaya bersekolah setiap hari. Lakukan pendekatan dan ajak anak berkomunikasi tanpa menuduhnya berbohong. Ini akan membuatnya merasa nyaman untuk bercerita apa yang membuatnya tidak mau pergi ke sekolah.

MEMOMPA SEMANGATNYA

Untuk mengusir kebosanan dan menyetop berbagai alasan terlontar lagi dari bibir mungilnya, ada beberapa tips yang bisa memompa semangat si kecil untuk pergi ke sekolah:

  1. Jelaskan pada anak pentingnya bersekolah dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Misalnya untuk mencapai cita-citanya. “Kakak kan katanya mau jadi pilot. Untuk jadi pilot, kamu harus belajar di sekolah, biar nanti bisa ngerti gimana kalau mau nyetir pesawat.”
  2. Libatkan anak dalam menyiapkan keperluan sekolahnya seperti alat-alat tulis dan sebagainya. Ajaklah anak dalam membeli dan memilih sendiri alat-alat sekolah yang dibutuhkannya. Hal ini bertujuan untuk memotivasi anak sekaligus melatih anak untuk belajar bertanggung jawab dalam menjaga barang-barang miliknya.
  3. Berikan gambaran yang positif tentang sekolah. Dalam hal ini orangtua dapat meluangkan waktu bersama anak untuk berbagi pengalaman yang menyenangkan semasa sekolah dulu. Ceritakan saja betapa senangnya Anda menerima sepeda ketika menjadi juara atletik semasa sekolah dulu, atau hal-hal yang menyenangkan lainnya, agar terbentuk persepsi positif pada anak tentang sekolah.
  4. Tunjukkan kepedulian. Tanyakan kegiatan yang dilakukannya selama di sekolah, termasuk juga perasaannya. Ini untuk menunjukkan kepada buah hati bahwa Anda pun peduli dengan apa yang dilaluinya selama bersekolah. Selain itu, orangtua juga sebaiknya bersikap terbuka pada anak, terutama jika anak memiliki masalah di sekolah. Pancing ia bercerita agar mau terbuka terhadap masalah yang sedang dihadapi. Plus, jangan lupa untuk mengajarkan pula padanya agar bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
  5. Penghargaan. Pujian dan penghargaan kecil-kecilan akan menjadi sangat berarti untuk si kecil dan semakin membuatnya semangat sekolah. Misalnya dengan mengajaknya rekreasi di akhir bulan. Selain untuk memotivasinya, hal ini juga untuk menunjukkan penghargaan Anda terhadap komitmen anak.

Bila di pagi hari saja si kecil sudah semangat pergi ke sekolah, bukan mustahil prestasinya pun cemerlang. Kalau sudah begitu, siapa lagi yang senang kalau bukan Anda sebagai orangtuanya.